Sentani, - Kurang lebih 436 Los ludes di lahap si jago merah, Musibah ini Menimpah Pasar Prahara Sentani pada Jumat, 06/01/2023, pukul 16.00 atau jam 04.00 sore hari.
Sehingga para pedagang harus kehilangan tempat usahanya.
Peristiwa terbakarnya pasar Prahara Sentani ini untuk ke dua kalinya ketika tahun 2010 hal yang sama juga pernah terjadi.
Martha Ibo, Perempuan asli Sentani, selaku kordinator Pedang Asli Papua yang selalu berdagang pinang di temui di pasar Prahara, " kami pedang asli papua ikut prihatin dengan peristiwa ini dan sebagai sesama pedagang kami juga merasakan apa yang di alami saudara- saudara kami dan melalui peristiwa ini kami berharap teman - teman pedang non Papua untuk bersama-sama degan pemerintah agar bisa menata pasar ini secara baik dan upaya pemerintah seperti apa mari kita dukung." tutur Martha.
Kami salut kepada pemerintah karena saat peristiwa musibah kebakaran sampai dengan hari ini masih ada perhatian dan soal penataan pasar seperti apa nantinya agar bisa di ikuti.
Soal tempat saya pikir tidak masalah karna masih ada Los - Los baik di lantai dasar atau di atas masih ada yang kosong sehingga bisa di fungsikan dan pasar ini bisa di tata lebih baik lagi agar aktivitas jual beli bisa berjalan normal lagi.
Kalau lihat pasar seperti ini ya jelas pembeli tidak mau datang belanja makanya saya berharap untuk bisa di tata sebaik-baiknya agar ada minat pembeli untuk masuk ke pasar dan degan begitu dagang yang kita juga bisa terjual.
Wa uni, salah satu pedagang yang mengalami musibah kepada media menceritakan bahwa dirinya kaget ketika melihat kobaran api yang sudah membesar dan degan begitu cepat karna pada saat itu juga angin sangat kencang.
Bangunan Los yang rata - rata menggunakan kayu dan tripleks ini sangat cepat terbakar sehingga untuk menyelamatkan barang dagangannya pun tak sempat. "tuturnya.
Dirinya memiliki beberapa Los yang menjual berbagai macam alat kosmetik sehingga mengalami kerugian yang cukup besar tetapi , Wa Uni hanya bisa pasrah saja dan berharap agar pemerintah dapat membantu mereka untuk membersihkan puing-puing bekas kebakaran.
Ketika di tanya agar dapat menempati Los - Los baru yang sudah di bangun pemerintah tetapi Wa Uni dan rekan - rekannya malah menolak tampa mengutarakan alasannya.
Masih menurut Wa Uni, Kami tidak mau karna kurangnya pembeli apalagi kebanyakan pembeli tidak suka degan lantai atas sehingga dagang kami tidak terjual hal ini pernah kami alami makanya kami tidak mau. " ungkap Wa Uni.
Peristiwa terbakarnya pasar Prahara Sentani yang kedua kali ini tak luput dari perhatian salah satu pedang yang pernah menjadi korban musibah kebakaran pada tahun 2010.
Pria yang berprofesi sebagai pedang pakaian ini tak terkejut degan peristiwa ini malah hanya ikut prihatin.
Saya ini juga korban pada saat pasar pertama terbakar pada tahun 2010 yang sampai pada hari ini tidak ada ganti rugi seperti yang di janjikan. " tutur Jaya.
Jaya pun menyarankan pada pedang yang mengalami musibah agar patuhi apa yang pemerintah anjurkan sepertinya itu yang terbaik.
Soal lokasi sudah ada tinggal di tempati sekarang soal penataan sj, saya berharap agar pemerintah bisa atur sebaik mungkin agar pasar ini juga mempunyai daya tarik bagi pembeli jadi tidak ada sekat - sekat atau jalur masuk dan keluar terlihat luas sehingga aktivitas jual menjual terlihat menarik. " tutup Jaya.
Penulis : ST
Editor: Admin