KENDAL,-Kirab budaya masyarakat petani desa Kalirejo menjelang Mongso Labuh atau jelang masa tanam padi, tiga gunungan berisi sayuran dan buah buahan serta jajanan ini direbutkan warga setempat, saat prosesi kirab budaya mangsa labuh, yang dilaksanakan di area tengah sawah di Desa Kalirejo Dukuh Mberan Kecamatan Kangkung Kab Kendal Jateng pada hari, Minggu (29/10/2023) pukul 06:30 WIB
Tiga gunungan yang dikemas dan tiga tumpeng, Diarak bersama-sama dari kampung menuju ke- tengah sawah tersebut, sudah menjadi tradisi masa labuh dan menjadi sedekah bumi
Diawali dengan kirab budaya dengan mengarak tiga gunungan dan tumpeng berisi sayuran dan buah buahan juga jajanan pasar, diarak dari kampung menuju tengah sawah oleh para petani setempat yang sudah memulai menanam Padi, karena sudah mulai memasuki musim penghujan,"kata Sekdes Pemdes Kalirejo Ali Yuhri.
Sektaris Pemdes Kalirejo Ali Yuhri menjelaskan sebelum kirab terlebih dahulu secara bersama membaca doa terlebih dahulu, dan sambil juga memecahkan kendi terbuat dari tanah secara simbolis dilakukan oleh Tokoh agama tokoh masyarakat setempat
"Dengan makna memecah kendi artinya adalah membuka cakrawala baru bahwa petani akan memasuki masa tanam dan dijauhkan dari mara bahaya apapun yang dianggap sakral serta juga mendapatkan perlindungan Allah SWT
Antusias warga kampung sangat tinggi aksi saling dorong dan berebut menjadi ramai sekali sehingga tiga tumpeng dan tiga gunungan tidak ada lima menit habis ludes, Warga yang bisa merebut gunungan hasil bumi menyakini mendapatkan berkah karena akan memasuki masa tanam bilamana sudah panen diyakini dapat barokah dan berlimpah,"kata salah satu warga setempat yang menyakini hal tersebut
Ketua Panitia Kirab Mongso Labuh Ahmad Widaryo, mengatakan tiga gunungan ini dan tumpeng filosofinya dari simbol kemakmuran dan bentuk rasa syukur selama ini pada Tuhan yang maha Esa, Semogga semua tanaman para petani berbuah baik dijaga dari serangan hama dan hasil panen yang berlimpah,"tandasnya
Widaryo, menambahkan kirab budaya ini, sudah tradisi dari turun temurun warga masyarakat Kalirejo dan sebagai bentuk Remaja kampung untuk melestarikan budaya tradisional.
"Menurutnya di era globalisasi uri uri budaya ada di Jawa mulai punah dan tersingkirkan maka dari itu ini sebagai bentuk kepedulian Petani agar terus melestarikan yang sudah mengakar pada masyarakat khususnya petani,"pungkasnya
Prawoto/Admin