• Jelajahi

    Copyright © Postnewstv.co.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Bupati Nisel

    DPRD Nisel

    Sifaoita

    Kasatpol Nisel

    Kades Bawonahono


    Kominfo Nisel

    Dilema, Politik Itu Ibarat Api yang Nenghanguskan Kalau Dipakai Bakar Hutan Bakar Rumah, Coba Dipakai Masak Air Panas Lalu Bikin Kopi Tentu Mantap

    Postnewstv.co.id
    Monday, December 4, 2023, 13:52 WIB Last Updated 2023-12-04T06:52:09Z

    Bogor - Pendapat mengenai apakah seorang Rohaniwan Pendeta boleh atau tidak berpartisipasi dalam politik bisa berbeda-beda tergantung pada interpretasi agama dan pandangan masyarakat. Minggu 3/12/2023.


    Beberapa percaya bahwa pendeta/Rohaniwan seharusnya fokus pada pelayanan rohaniah dan tidak terlibat dalam urusan politik agar tidak terjadi campur aduk antara agama dan kebijakan pemerintah. 


    Namun, pandangan ini tidak universal, dan ada yang meyakini bahwa pendeta juga dapat memiliki peran dalam membawa nilai-nilai moral ke dalam kebijakan publik.demikian disampaikan Augustinus Lase,S.Th,M.Min juga seorang caleg PSI untuk DPRD kab.Bogor No Urut 5 Daerah pemilihan Bogor 1 daerah Citeureup,Bbkn Madang,Cibinong,Sukaraja.


    Kesempatan yang sama kami tim media menjumpai sosok seorang Rohaniwan Ev.Kefas Hervin Devananda,S.Th yang akrap disapa Romo, juga Caleg PSI DPRD provinsi jabar Dapil Kota Bekasi dan Kota Depok Mo.Urut 5, beliu juga sampaikan bahwa memang Dilema, mau ikut politik katanya haram, tapi kalo ada pemberian para politisi di embat juga, tetapi pandangan ini tidak semua itupun ada munafik. 


    Penting bagi pendeta /Rohaniwan untuk memiliki pemahaman tentang politik, terutama karena kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi komunitas dan jemaat mereka. 


    Memahami isu-isu sosial dan politik dapat membantu pendeta/Rihaniwa memberikan bimbingan rohaniah yang relevan dan membantu jemaatnya menghadapi tantangan dunia. 


    Meskipun demikian, perlu diingat bahwa pendapat mengenai sejauh mana seorang pendeta terlibat dalam politik dapat bervariasi sesuai dengan pandangan agama dan kepercayaan masing-masing, tambahnya.


    Memang politik itu, ibarat Api yang panas yang menghanguskan bila dipergunakan untuk bakar hutan,bakar rumah ya pasti bahaya merugikan ,tetapi coba Api itu pergunakan  untuk kebutuhan yaitu  menanak Nasi, memasak air panas lalu bikin kopi tentu sangat dkibutuhkan kan tambah Augustinus Lase, yang akrab di sapa Pak Lase.


    Karena itu, pandangan siapa pun tentang politik sah sah saja tentu kita menghormati. tutupnya.


    Agus Lase, S.Th.,MA.M.Min: Penerimaan pemberian oleh seorang pendeta/Rohaniwan dari seorang Calon Legislatif (Caleg) atau siapa pun sebaiknya diperhatikan dengan hati-hati. 


    Banyak gereja dan agama memiliki pedoman etika yang mengatur keterlibatan rohaniwan dalam politik dan menerima hadiah atau dukungan materi.


    Beberapa organisasi agama melarang pendeta/Rohaniwan menerima kontribusi politik atau hadiah besar yang dapat memengaruhi independensi dan integritas mereka. 


    Ini dilakukan untuk mencegah konflik kepentingan atau penyalahgunaan posisi rohaniwan untuk keuntungan pribadi.


    Penting untuk merujuk pada pedoman dan aturan dalam denominasi atau agama tertentu, serta mematuhi hukum yang berlaku dalam masyarakat terkait. 


    Kesadaran etika dan transparansi dalam hubungan antara rohaniwan dan pihak politik dapat membantu menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat.


    Menurut saya kata Pak Lase, Sudah waktunya para pendeta belajar politik, karena ketuhan pendeta masih sama yaitu beli beras, beli garam dll yang sering dijadikan sarana politik.


    (Tim)

    Komentar

    Tampilkan