TANJUNGBALAI, - Dua Orang Ketua Di Kota Tanjungbalai dari Gabungan Aktivis Penyampai Aspirasi Indonesia (GAPAI) bersama Komunikasi Masyarakat Nasional Demokrasi menyoroti Pekerjaan Proyek Penataan Alun - alun Kota Tanjungbalai, yang berada di Jalan Pahlawan Kelurahan Pantai Burung Kecamatan Tanjungbalai Selatan Kota Tanjungbalai, di duga kuat asal jadi. Kamis sore (7/12/2023)
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Unit Pelaksana Teknis Dinas Provinsi Sumut Kota Tanjungbalai, dengan Pekerjaan Penata alun - alun Kota Tanjungbalai No kontrak 602/DPUPR/UPTD-TB/KPA/568/2023 yang bersumber dana APBD Provinsi Sumatera Utara, bernilai sebesar 4.679.159.000 di kerjakan oleh CV. HAIDIR JAYA PERKASA.
Ketua Gabungan Aktivis Penyampai Aspirasi Indonesia (GAPAI) Alrivai Zuherisa Yang kerap disapa Aldo bersama Ketua Komunikasi Masyarakat Nasional Demokrasi Herman Chaniago mengatakan kepada Postnewtv.id, Ketika kita tanya skala yang di pakai untuk Replika istana kesultanan Tanjungbalai Asahan tidak ada jawaban dan hanya menjelaskan begitulah bentuknya.
"Anggarannya sangat Fantastis dan di duga tidak sesuai dengan aslinya. Kami sebagai control sosial meminta kepada Aparat Penegak Hukum (APH) harus melakukan pemeriksaan atau peninjauan kembali terhadap bangunan tersebut", ucapnya.
Aldo juga mengatakan, saat ini secara kasat mata bentuk topi (cupio) jendela bangunan replika istana kesultanan Asahan Tanjungbalai terlihat mering dan bangunan di lihat dari depan juga sangat jelas miringnya seperti kesan asal jadi.
"Kontraktornya diduga memanfaatkan sebagian cerocok dari penebangan pohon yang seharusnya menjadi aset kekayaan pemerintah kota dengan bukti dan foto kami ambil dari bulan September 2023 kemarin", jelasnya.
Bahkan menurut Ketua Gapai itu, pada saat mereka mempertanyakan kepada pengawas unit Bina Marga Provinsi Sumut Tanjungbalai dan konsultan pengawas, seakan-akan tidak mau memberikan penjelasan dan hanya diam saja, bahkan Asnan selaku konsultan pengawas dari CV. HAIDAR JAYA PERKASA, memberikan alasan ada urusan penting sehingga nereka di tinggalkan begitu saja seperti kesan menghindari.
"Pertanyaan Kami hanya di jawab oleh Irwanto selaku pengawas unit bina marga provinsi di kota Tanjungbalai bersama rekannya satu dinas, dengan jawaban-jawaban yang menurut kami tidak masuk akal, seperti melakukan pengecoran pondasi bangunan di lakukan sesuai menurut mereka", kata Ketua GAPAI.
Lalu, lebih lanjut Aldo, saat mereka menunjukkan video rekaman melaksanakan pekerjaan pengecoran namun pada hari itu hujan lebat mereka terdiam dan tidak ada penjelasan selaku unit pengawas provinsi, seharusnya pekerjaan itu berhentikan dulu menunggu hujan reda baru di lanjutkan pekerjaan pengecoran seharusnya.
"Lain lagi ada plank K3 SOP untuk keselamatan parapekerja di pampangkan di depan tapi pada kenyataannya hanya memakai rompi aja dengan seadanya sehingga rawan akan kecelakaan dan pengawasan Irwanto menjawab Saya tidak sepenuhnya disini hanya sesekali-sekali melihat pekerjaan tersebut, sehingga ini membuktikan lemahnya kepala UNIT PENGAWAS BINA MARGA PROVINSI SUMUT Tanjungbalai dalam membina para bawahannya serta keberadaan tentang penataan alun-alun ini juga harus di ketahui oleh publik karena diduga kuat ada permainan yang disengaja untuk memperkaya kontraktor dan para oknum-oknum untuk memperkaya diri", pungkasnya Aldo.
Penulis : Zulham Saragih
Editor : Admin.