Keempat korban tewas diantaranya Sufiyan warga Mamengger memulai aktifitasnya sebagai nelayan sekira pukul 05 dini hari bersama rekan rekannya.
Sufiyan yang sudah terbiasa melaut pada dinihari tersebut nekad melaut untuk mencari ikan demi menafkahi keluarganya Kendati saat itu cuaca sedang tidak baik.
Sesampainya ditengah lautan Bojonegara,tiba tiba petir menyambar keempat nelayan yang berada didepan kapal motor nelayan dan langsung menewaskan Sufiyan dan ketiga kawannya,sementara kawannya selamat dari Sambaran petir tersebut berusaha menolong dan kembali kedermaga nelayan di Bojonegara.
Kepada wartawan Sarima putri bungsu yang masih duduk di kelas VII MTs Rihlatul Ummah memaparkan kekagetannya.
"Saya sangat kaget waktu salah satu Guru saya mengumumkan prihal meninggalnya Bapak saya,saya sangat tidak menyangka bapak secepat itu meninggalkan kami"papar Sarima,senin05/02/2024.
"Saya sendiri tidak melihat tanda tanda bapak akan pergi selama lamanya meninggalkan kami,namun inilah yang terjadi pada keluarga kami" sambungnya.
Dikediaman korban Sufiyan,salah seorang tetangga korban mengatakan bahwa cuaca sangat tidak mendukung untuk melaut.
"Cuaca sangat tidak mendukung untuk melaut,namun Kang Sufiyan subuh tadi memaksakan diri berangkat,tanpa melihat keadaan cuaca yang sangat berbahaya untuk melaut" ujarnya.
"Setelah berangkat subuh tadi sekitar jam 5 subuh,hujan deras dan ombak lumayan besar,tiba tiba petir menyambar perahu dan Kang Sufiyan juga 3 temannya tergeletak tersambar petir dan meninggal ditempat"terangnya lagi.
"Kejadian itu begitu cepat,hingga kami yang selamat tidak dapat berbuat apa apa untuk menolong"imbuhnya.
Korban Sufiyan saat postnewstv datang dalam persiapan dimandikan dan akan dikebumikan hari ini juga.
(FG)
