Media - Sejak viralnya postingan Ibu Esty Bili Minggu lalu terkait Seorang Janda Atas nama Mama Paulina Ina Kinde yang ditemukan dipertengahan perkebunan bertempat tinggal digubuk Reot beratap alang dan berlantai tanah yang bocor dan tidak layak ditempati. Sabtu/30/03/2024
Tergerak hati Ibu Esty Bili karna sering melihat keberadaan mama janda yang bekerja keras serta sehari-hari & seolah2 sangat melarat dan susah untuk mendapatkan makanan selain berusaha dikebun itupun juga bermusiman dan sangat berkepanjangan. Imbusnya
Mulai bergerak hati untuk membantu sembako sealakadarnya serta membuatkan video untuk memosting lewat LIVE Facebook Dan dibagikan atau dikirimkan lewat berbagai Grop bahwa masih ada masyarakat yang hidup sebatang kara selama 20 tahun tanpa diketahui oleh pemerintah Desa. Tempat ia dimana Mama Tua tempat tinggal.
Merasa ibah..dan miris melihat situasi Mama kinde,dalam kondisi seperti itu,didapatinya sedang masak daun2 untuk dimakan dgn ubi,tanpa beras.terbayang olehnya bagaimana kehidupan sehari2 dari Mama kinde....susahnya,,,jauh dari segala akses
Lalu inisiatif memvideo Mama janda tersebut ,lalu memposting nya di akun Fb nya.
Dari situlah berbagai tanggapan, Rasa Iba, kasian, jadi lewat postingan bahwa sebagian yang ingin mengulurkan bantuan mulai dari Pemuda Sumba Peduli(PSP) sealakadarnya Serta Komunitas Gerakan Seribu Rupiah (GESER-SBD). Bahkan dari berbagai Pemerintah Desa, pemerintah kecamatan, Pemda. mendatangi dilokasi TKP Sekda, Dinas Koperasi serta pemerintah Desa untuk melihat langsung keberadaan mama Janda Kinde dipondoknya.
Hal itu berjalannya waktu adakan pertemuan interen dirumahnya Ibu Esty Bili seorang istri TNI untuk membahas terkait perencanaan pembangunan Rumah mama janda yang hidup sebatang kara,Tapi semua tidak ada titik temu karna membahas persoalan itu harus dengan Tindakan nyata.
Pasalnya. Perwakilan Dari TNI atas nama Ximenes suami ibu Esti untuk gesit membangun pondok mama tua karena bahan serta bantuan yang ada, digunakan untuk membangun Rumah mama Janda dengan Ketulusan serta kepedulian untuk membangun pondok Mama Kinde sehingga bantuan dari berbagai pihak digunakan untuk membangun rumah sampai Finish imbusnya .
Kisah memilukan dialami janda tua, Mama Kinde , Asal Desa Bondo Boghila,kecamatan loura Kahgona. Perempuan berusia sekitar 70lebih tahun itu tinggal sebatang kara di salah satu gubuk bambu yang beralas Alang serta berkerangka bambu seadanya selama bertahun-tahun.
Bukan hanya usianya yang tua. Umur gubuknya pun tidak muda lagi. Rumah berukuran tiga meter persegi itu sudah lapuk. Bahkan, hampir semua sisi dinding dari susunan Alang berlubang dengan kerangka bambu tersebut sudah mulai rusak.
Wajar jika Nenek berusia senja itu tidak hanya merasakan sepi. Namun, juga menggigil kedinginan ketika malam hari. Apalagi, saat hujan, bagian atap banyak yang bocor.
Nenek malang itu mengandalkan kekuatan jiwa yang sudah terbiasa sehari hari untuk bertahan hidup. Usia yang tidak muda membuatnya sering pegal. Dia pun tidak bisa berbuat banyak untuk menopang hidup. Hanya mengandalkan kebun yang hasilnya bermusim.
Meskipun kondisinya demikian, nenek tua itu sangat sopan. Kondisi tersebut dijalaninya sejak puluhan tahun. Dia dikarunia keturunan dan menjanda selama bertahun tahun.
Mama Kinde tinggal di ruangan sangat sempit. Dapur dan tempat tidur menjadi satu. Hanya sehelai Tikar alami yang dimiliki. Apa Bila Saat hujan, rumah becek akibat air yang masuk lewat atap.
Pernyataan Ibu Kinde Saya Hanya menjalani kehidupan sendiri sendiri seperti biasa Sehari-hari makanan diharapkan dari hasil kebun ucap Mama Kinde dengan suara lirih.imbusnya.
Sesuai pantauan Ibu Esti Bili Yang ketemu Mama Janda Kinde dipondok Derita selama 20 tahun lebih , bantuan pemerintah minim. Padahal kondisinya sangat memprihatinkan. Nenek Kinde membutuhkan bantuan secara ekonomis mulai dari bantuan dengan cara apapun atau membuatkan Rumah yang layak ditempati imbusnya.
(Rius Bradu)