Jakarta - Pergerakan saham media Tempo, PT Tempo Inti Media Tbk. (TMPO) layu sebelum berkembang. Saham ini terpantau gagal naik sejak sepekan lalu.
Pada pagi hari ini, Rabu (16/10) pukul 09.00 saham TMPO sempat bergerak naik 1,56% ke 195 tetapi kemudian bergerak turun lagi 0,52% ke angka 191 pada pukul 10.36 pagi.
Sepekan ke belakang, saham TMPO sempat menduduki posisi tertingginya di 208 yaitu pada Jumat, 11 Oktober 2024. Namun, posisinya merosot terus menerus hingga Rabu ini.
Dipantau dari aplikasi perdagangan saham Stockbit, para investor menyayangkan layunya perdagangan saham perusahaan media yang bergerak dalam produksi dan penerbitan surat kabar ini. Akun zlfnmh*** pada Rabu menuliskan penilaiannya bahwa seharusnya Tempo dapat menjadi media terbesar di Indonesia, karena telah mendapatkan pendanaan dari private equity raksasa Amerika Serikat (AS) Media Development Investment Fund Inc. (MDIF) pada Juli 2024.
“Pihak MDIF berani memberikan pendanaaan kepada Tempo Inti Media. Tbk karna mereka paham bahwa media ini sudah semestinya beranjak naik dan menjadi salah satu media terbesar di Indonesia,” ujarnya.
Akun lainnya bayusub*** menilai penurunan ini disebabkan oleh blunder yang terus menerus dilakukan Tempo. “Abis dapet big money bukannya berkembang malah bikin blunder mulu ni media,” tulisnya.
Adapun yang mempertanyakan mengapa saham Tempo masih murah. “Kenapa saham tempo harganya segini ya padahal kalo buat berita tajam terpercaya sesuai fakta,” ujar akun Aziz***.
TMPO sebagai perusahaan media mengklasifikasikan bisnisnya ke dalam dua segmen: penerbitan dan percetakan. Produk utamanya adalah Tempo, sebuah majalah berita mingguan.
Perusahaan ini juga menerbitkan Koran Tempo, sebuah surat kabar harian; Tempo English, edisi Tempo berbahasa Inggris, dan Tempo dot co, sebuah portal berita online. Selain itu ada juga beberapa siniar atau podcast salah satunya Bocor Alus Politik.
Beberapa produk lain Perusahaan adalah Majalah Aha!, sebuah majalah anak-anak bulanan, dan majalah beragam gaya, yakni Travelounge dan KOMUNIKA. Bisnis percetakannya dijalankan oleh anak perusahaannya, PT Temprint.