Tanjungbalai, - Hujan deras yang mengguyur Kota Tanjungbalai selama beberapa hari terakhir menyebabkan banjir meluas ke berbagai wilayah. Ratusan rumah warga terendam air dengan ketinggian yang bervariasi, mulai dari 30 cm hingga 1 meter. Warga yang terdampak terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman, sementara aktivitas sehari-hari lumpuh total.
Meski berbagai upaya telah dilakukan, seperti pemasangan pompa air dan pengerukan saluran drainase, penanganan banjir di Tanjungbalai masih jauh dari optimal. Banyak pihak menyoroti kurangnya perencanaan jangka panjang dan koordinasi antar instansi sebagai penyebab utama lambatnya upaya penanggulangan.
Menurut Irwan Aritonang salah satu warga Kelurahan Pahang Kecamatan Datuk Bandar, banjir seperti ini bukan hal baru. Setiap musim hujan banjir pasti datang, tapi sampai sekarang tidak ada solusi nyata dari pemerintah. Selasa (3/12/2024).
“Banjir sudah tiga bulan, tapi sampai saat ini belum ada tindakan maupun penanggulangan serta informasi yang bisa kami peroleh dari Pemerintah Kota Tanjungbalai terkait situasi banjir ini. Bahkan sudah tiga bulan banjir, bantuan pun tidak apalagi tenda darurat", ujarnya.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Tanjungbalai dari Fraksi PKB Dedi Sanatra menyampaikan bahwa masalah banjir ini disebabkan oleh banyak faktor, termasuk curah hujan yang tinggi, sedimentasi sungai, serta buruknya pengelolaan tata ruang.
“Penanggulangan banjir ini memerlukan sinergi antara pemerintah daerah, provinsi, hingga pusat. Tidak bisa hanya mengandalkan tindakan darurat saja,” ujarnya saat di jumpai Postnewstv.id keruang kerjanya.
Dedi Sanatra menilai, bahwa penanganan banjir di Tanjungbalai harus dimulai dari pengendalian alih fungsi lahan di kawasan hulu serta revitalisasi sungai-sungai yang ada.
“Tanjungbalai berada di wilayah yang rentan, sehingga harus ada kebijakan tegas terkait pengelolaan lingkungan. Tanpa itu, banjir akan terus berulang setiap tahun", ungkapnya.
Ia juga berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah banjir ini. Masyarakat menginginkan solusi jangka panjang agar kehidupan tidak terus-menerus terganggu setiap musim hujan tiba.
“Banjir di Tanjungbalai menjadi peringatan bahwa penanganan bencana tidak hanya soal bantuan darurat, tetapi juga perencanaan yang matang dan keberlanjutan langkah pencegahan di masa depan,” kata Dedi sapaan akrab.
Wilayah yang paling berdampak yaitu Kelurahan Pahang dan Kelurahan Gading.
Z. Saragih