• Jelajahi

    Copyright © Postnewstv.co.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    KPU Provinsi Sumut

    Serasehan Pluralisme Budaya Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) diselenggarakan di Hotel 21 Kecamatan Gisting

    Thursday, January 16, 2025, 07:30 WIB Last Updated 2025-01-17T00:38:36Z

    Tanggamus - Forum Pembauran Kebangsaan FPK di adakan di hotel 21 Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.


    Dalam agenda tersebut dihadiri oleh Pj Bupati Tanggamus, Dr. Mulyadi Irsan,M.T diwakili oleh Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Tanggamus, Kemenag Kabupaten Tanggamus.


    FKUB Kabupaten Tanggamus Ismail .S.pd Camat Gisting ,Purwati ,S.P.si.,M.M. Dr , Imam mostofa, Ketua Lembaga, Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, (LPPM IAIN) metro. Pemateri: Penulis dan pengingat Budaya. Arman, A.Z.

    Kapolsek talang Padang, Danramil talang Padang, Tokoh Adat dari berbagi suku yang ada di Tanggamus. Pera pembukaan, Diiringi dengan tari sembah adat Lampung Kabupaten Tanggamus. Lagu Indonesia Raya mars Tanggamus. 


    Forum pembauran kebangsaan yang selanjutnya di singkat (FPK)adalah wadah informasi,komunikasi,konsultasi,dan kerja sama antara warga masyarakat yang diarahkan memelihara kebangsaan.

    Untuk menumbuhkan, memantapkan, dan mengembangkan. Forum Pembauran kebangsaan(FPK)berdasarkan peraturan mentri dalam negeri No 34 Tahun 2006 Tentang pedoman penyelenggaraan pembauran kebangsaan di daerah.Rabu,15 januari 2025.


    Dalam sambutan Dr Imam Mustofa MSI sebagai pembawa materi menjelaskan,  Dalam perkembangan kolonisasi gisting pada masa pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1926-1942 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas Muhammadiyah metro. 


    Pembimbing (1) Bobby Hidayat, M.Pd. (2) kuswono,M.Pd."program kolonisasi gisting oleh kaum indo Eropa pada masa pemerintahan Hindia Belanda. 


    Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, (1) latar belakang berdirinya organisasi indo-Europeesch Verbond (I.E.V) (2) motif sosial dan ekonomi indo-Eurpeesch Verbond(I.E.V) melaksanakan kolonisasi. ( 3) Program kolonisasi yang dilaksanakan oleh-Europeesch Verbond , (l.E.V) di gisting pada tahun 1926.


    Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah melalui 5 tahap yaitu pemilihan topik, heuristik, interpretasi dan historigrafi. 


    Langkah heuristik mencari sumber yang sesuai dengan tema penelitian. Kritik intern dan kritik ekstern agar sesuai dengan muatan materi materi penelitian melakukan penafsiran data yang relevan kemudian dilakukan penulisan sejarah dalam penelitian ini. Ucap Imam Mostofa,


    Selanjutnya untuk melakukan sumber data dengan mengkaji sumber berupa arsip Belanda dari delpher. Wawancara, artikel, ilmiah buku cetak dan juga hasil penelitian ini adalah indo Eropa berdiri pada tahun 1919 atas prakarsa Karel. Zaalbrg, indo -Europeesch di gisting pada tahun 1926 karena adanya motif sosial dan ekonomi yang mendorong kaum indo Eropa untuk melaksanakan kolonisasi. 


    Tujuan indo Eropa melaksanakan kolonisasi di gisting untuk menghidupkan kesejahteraan kaum indo Eropa tahun 1926-19 42 memberikan perubahan dalam tataan kehidupan baru di gisting, Tandasnya.


    Arman A.Z. sebagai penulis dan pengingat budaya juga menambahkan bahwa bangsa Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa yang mempunyai keanekaragaman yang mempunyai sejarah adat istiadat etnis bahasa serta kebudayaan. 


    Keanekaragaman tersebut tidak menjadi penghalang bahkan sebagai kekayaan bangsa Indonesia dan sebagai jati diri bangsa yang sangat perlu dijaga dan dirawat oleh warga negara Indonesia guna mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar tahun 1945. Untuk mencapai cita-cita tersebut perlu adanya perkumpulan dengan semangat bhinneka tunggal Ika guna menjaga dan merawat keanekaragaman serta mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia secara terus-menerus dan berperan aktif dalam perjuangan mencapai tujuan nasional sebagaimana di amanatkan dalam pembukaan undang-undang dasar tahun 1945. 


    Selanjutnya untuk menjaga keberlangsungan tatanan masyarakat Kabupaten Tanggamus didorong oleh kewajiban dan rasa tanggung jawab bersama dari pemerintah Kabupaten Tanggamus,


    Maka dibentuklah forum pembauran kebangsaan (FPK), dengan terus mewujudkan semangat bhinneka tunggal Ika dan toleransi antara adat budaya etnis suku agama dan golongan guna membangun Tanggamus yang ramah amanah tegas tanggung jawab Dan unggul yang berasaskan Pancasila dan undang-undang dasar tahun 1945 yang diridhoi oleh Tuhan yang maha esa. 


    Forum pembauran kebangsaan (FPK) Kabupaten Tanggamus. Sebagai garda terdepan dalam upaya untuk menjaga stabilitas dan integritas bangsa di Kabupaten Tanggamus, kita tahu disintegrasi atau konflik antara etnis sering terjadi karena benturan budaya kepentingan ekonomi politik dan lain-lain, maka untuk menciptakan kondisi yang aman dan tentram yaitu dengan cara yang lebih demokratik berangkat dari niat dan etika baik untuk berkompromi dan bermusyawarah demi tercegahnya perpecahan. Maka beberapa program kami kulirkan untuk menjaring aspirasi sampai dengan menyusun rekomendasi kepada pemerintah daerah dengan tujuan untuk menjaga stabilitas di Kabupaten Tanggamus ini, dan hal ini tentunya tidak terlepas dari anggaran guna terselenggaranya program kerja forum pembauran kebangsaan FPK Kabupaten Tanggamus,pungkasnya.


    ( Herman )

    Komentar

    Tampilkan