Cilegon : Kelangkaan gas elpiji 3 kg berwarna hijau di Kota Cilegon semakin dirasakan warga, menyusul kebijakan pemerintah yang melarang penjualan elpiji bersubsidi oleh pedagang eceran dengan alasan subsidi tepat sasaran. Dampaknya, banyak masyarakat kesulitan mendapatkan tabung gas untuk kebutuhan sehari-hari.
Menurut informasi yang beredar, tabung elpiji 3 kg hijau secara bertahap akan digantikan oleh tabung berwarna pink. Namun, hingga kini, tabung elpiji pink belum tersedia di pasaran, membuat masyarakat semakin bingung dan terdesak.
Kelangkaan ini menuai banyak keluhan dari warga, termasuk Amah, seorang warga Citangkil, yang merasa bahwa kebijakan ini justru membawa masyarakat kembali ke masa lalu.
"Ini sih kita harus punya tungku tanah dan memasak pakai kayu bakar seperti beberapa puluh tahun yang lalu," ujarnya kepada awak media.
Ia juga menyesalkan kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak pada rakyat kecil.
"Katanya agar tepat sasaran, tapi justru menyusahkan. Yang hijau sudah mulai langka, kalau ada pun harganya melonjak. Sementara yang pink belum bisa didapat warga karena tidak dijual di eceran. Negara kok bukannya maju, malah mundur ke beberapa puluh tahun silam, saat masyarakat masih memasak pakai kayu bakar," keluhnya.
Pantauan awak media menunjukkan bahwa banyak warga Kota Cilegon masih kesulitan mendapatkan elpiji pink. Mereka tidak tahu harus mencarinya ke agen mana, sementara stok elpiji hijau semakin menipis.
Masyarakat berharap pemerintah segera mencari solusi agar kebijakan ini tidak menyulitkan rakyat. Mereka juga mengingatkan bahwa jika kondisi ini terus berlanjut, banyak warga terpaksa kembali menggunakan kayu bakar, yang dapat berdampak buruk terhadap lingkungan dan kelestarian hutan di sekitar Kota Cilegon.
F.G/Cilegon