KENDAL - Penanganan stunting masih menjadi isu Prioritas Nasional dalam Pemerintahan Kabinet Merah Putih. Hal itu disampaikan Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, saat menghadiri acara Rembuk Stunting sekaligus Launching Gerakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting) di Aula DPUPR Kabupaten Kendal pada, Kamis (13/3/2025).
“Rembug stunting ini adalah musyawarah atau forum diskusi mencermati persoalan stunting, sekaligus merumuskan langkah-langkah strategis berupa program dan kegiatan di setiap stakeholder yang ada,”terangnya
Bupati memaparkan, penyebab stunting di Kabupaten Kendal adalah kesehatan remaja dan calon pengantin. Dari jumlah calon pengantin atau calon ibu sebanyak 5.193 orang, baru 211 yang menerima Tablet Tambah Darah (TTD) atau sebesar 4,07 persen.
Kondisi tersebut, lanjutnya, dapat menyebabkan tingginya risiko anemia yang dikemudian berpotensi meningkatkan risiko lahirnya bayi stunting. Selain itu masih ada permasalahan lainnya yang perlu mendapat perhatian bersama.
“Di antaranya belum optimalnya pemberian ASI eksklusif, belum optimalnya pemberian makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-23 bulan, dan belum optimalnya pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan pada ibu hamil, serta masih rendahnya pengetahuan tentang pola asuh anak dalam upaya pencegahan stunting,” ujarnya
Menurut Mbak Tika, berdasarkan data dari Survel Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 menunjukan adanya penurunan prevalensi stunting di Kabupaten Kendal dari 21,2 persen di tahun 2021 menjadi 17,5 persen tersebut.
Sedangkan di tahun 2023 prevalensi stunting di Kendal berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sebesar 22,4 persen, atau naik sebesar 4,9 persen di tahun 2022.
“Survei Kesehatan Indonesia atau SKI merupakan survei berskala nasional untuk mengetahui perkembangan status gizi balita dengan sasaran rumah tangga yang memiliki anak balita serta dilakukan oleh petugas survei terlatih,”tuturnya
Mbak Tika juga menjelaskan, salah satu langkah strategis terbaru dalam rangka percepatan penurunan stunting di Kabupaten Kendal adalah melalui program Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana) dengan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting).
Menurut Bupati Kendal, Program Genting merupakan kegiatan yang berfokus pada intervensi bagi keluarga berisiko stunting, sebagai bagian dari upaya percepatan penurunan angka stunting dengan memberikan bantuan nutrisi, non nutrisi, akses air bersih, dan edukasi dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui, remaja, calon pengantin serta baduta/balita yang melibatkan Pemerintah, BUMN, individu/perseorangan, BUMD, organisasi masyarakat/komunitas, Swasta, Perguruan Tinggi/Akademisi, media massa dan tamu undangan
“Melalui rembug stunting dan dilaunchingnya program Genting ini, diharapkan mendorong partisipasi aktif masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya percepatan penurunan stunting, serta mendukung pembangunan sumber daya manusia untuk mencapai Generasi Emas 2045.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih menyampaikan, melihat upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kendal dalam penanganan stunting ke depan, dia optimistis bahwa stunting di Kendal akan menurun.
“Saya yakin stunting di Kabupaten Kendal akan cepat menurun, karena melihat dari keguyuban dan upaya-upaya yang dilakukan sangat luar biasa, ditambah lagi para pemimpinnya telihat sangat kompak untuk mengatasi persoalan stunting.
Dalam kegiatan itu juga dilakukan launching Genting oleh Bupati dan Wakil Bupati Kendal, serta Kepala BKKBN Provinsi Jawa Tengah. Kemudian dilanjutkan pemberian bantuan secara simbolis untuk gizi kepada perwakilan orang tua yang memiliki anak usia dini di Kabupaten Kendal,"pungkasnya
(Prawoto)